===============================
BINTANG INSTRUMENT
HP :
081362449440 / 081310157965
Email
: b081362449440@yahoo.com
Up :
Mr Jonathan
===============================
===============================
Alat ukur Berat Jenis Bahan Bakar untuk Minyak Bensin , Solar , Pertamax Pertamax Plus /Turbo
Hydro Meter Alat ukur Berat Jenis Solar Range : 0.800 - 0.900
Hydro Meter Alat ukur Berat Jenis Premium Range : 0.700 - 0.800
Brand : Alla France ( France ) , atau
Brand : Duran ( Germany )
Kelengkapan Gelas Ukur Silinder Capacity 1000 ml atau 2000 ml
Merk Iwaki Atau Duran Hydrometer dan tabung pembacaan Alat pengukur berat jenis Minyak Solar
Hydrometer Brand Iwaki Boeko
http://alatukurdanujiperalatanpertamina.blogspot.co.id/
http://www.indonetwork.co.id/product/jual-hydrometer-alat-pengukur-berat-jenis-minyak-solar-6030227
Perbedaan Pertalite, Premium dan Pertamax
Kadar OktanPerbedaan paling mencolok dari ketiga jenis bahan bakar ini adalah pada kadar oktannya. Secara umum, bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.
Nilai oktan sebuah bahan bakar yang paling umum di seluruh dunia adalah nilai Research Octane Number (RON). Untuk bahan bakar minyak jenis Premium memiliki RON 88, Pertalite RON 90, Pertamax RON 92 dan Pertamax Plus RON 95.
Bebas Timbal
Hingga saat ini, masih banyak anggapan jika Premium adalah jenis BBM yang mengandung timbal. Tetapi ternyata sejak 2006 lalu, bensin jenis Premium juga bebas timbal. Sehingga untuk bebas timbal semua jenis BBM sudah bebas timbal.
Spesifikasi Pertalite :
Kadar Oktan : 90-91
Kandungan Sulfur maksimal : 0,05% m/m (setara dengan 500 ppm)
Kandungan Timbal : tidak ada
Kandungan Logan : Tidak ada
Residu maksimal : 2,0%
Berat Jenis : Maksimal 770kg/m3, minimal 715 kg/m3 (pada suhu 15 derajat celcius)
Penampilan Visual : Jernih dan terang
Kelebihan Pertalite; Bensin Baru Pertamina Pengganti Premium
PT. Pertamina (Persero) akan mengganti bahan bakar minyak (BBM) jenis premium research octane number (RON) 88 dengan jenis BBM lain yang disebut bernama Pertalite.Rencananya, ujicoba penggantian jenis bensin baru ini baru dilakukan pada Mei mendatang di beberapa SPBU yang berada di jalan tol. Pertalite menurut rencana akan dijual dengan harga dibawa Pertamax dan kemungkinannya akan bersaing dengan harga Premium.
“Setelah dua-tiga kali ketemu, Pertamina menjelaskan bahwa produk ini memiliki kandungan Ron yang lebih baik dan ramah lingkungan dibandingkan premium. Jadi nantinya akan ada variasi produk tambahan selain yang sudah sekarang,“ ujar Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Eri Purnomohadi di Jakarta, Kamis (16/4).
Kelebihan Pertalite adalah menggunakan RON 90.-91, sehingga lebih tinggi dibandingkan premium tetapi lebih rendah sedikit dibandingkan Pertamax yang menggunakan RON 92 dan Pertamax Plus RON 95.
“Pertalite ini lebih bersih, lebih ringan, lebih bagus daripada Premium, tapi harganya lebih murah dari Pertamax, jadi masyarakat punya pilihan bahan bakar yang lebih baik,” lanjut Eri.
“Premium itu memang harus diganti, sudah nggak zaman, orang lain sudah pakai EURO 4, kita masih EURO 2 dari dulu,” pungkasnya.
Sekadar informasi dengan menggunakan bahan bakar yang memiliki oktan tinggi, maka bbm bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi, sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Hasilnya, tenaga mesin lebih maksimal, karena BBM digunakan secara optimal. Sedangkan pada mesin yang menggunakan oktan yang lebih rendah, BBM terbakar dan meledak, tidak sesuai dengan gerakan piston. Gejala inilah yang dikenal dengan ‘knocking’ atau mesin ‘ngelitik’.
Perbandingan Karakteristik Beberapa Bahan Bakar
Setiap jenis bahan bakar memiliki sifat yang berbeda-beda, baik sifat fisik, kimia, dan akibat penggunaannya terhadap lingkungan. Dan berikut diantaranya:
BensinStruktur kimia | : C4 s/d C12 |
Cetane number | : 5 s/d 20 |
Angka oktan | : 86 s/d 94 |
Massa jenis | : 0,71–0,77 kg/l |
Sumber | : minyak bumi |
Heating value | : 30.381 - 34.381 kJoule per liter |
Fase | : cair |
Emisi | : menghasilkan gas buang berbahaya |
Struktur kimia | : C10 s/d C20 |
Cetane number | : 40 s/d 55 |
Angka oktan | : 8 s/d 15 |
Massa jenis | : 0,832 kg/l |
Sumber | : minyak bumi |
Heating value | : 35.677 - 36.235 kJoule per liter |
Fase | : cair |
Emisi | : menghasilkan gas buang berbahaya (ex.: sulfur, NOx, karbon monoksida) dan partikel padat. |
Struktur kimia | : Metil ester dari C16 s/d C18 |
Cetane number | : 46 s/d 60 |
Angka oktan | : ~25 |
Massa jenis | : 0,88 kg/l |
Sumber | : minyak kedelai, bekas minyak goreng, lemak hewani |
Heating value | : 32.611 - 33.447 kJoule per liter |
Fase | : cair |
Emisi | : menghasilkan gas buang yang bahayanya lebih rendah daripada solar biasa. |
Struktur kimia | : CH4 |
Angka oktan | : 120 |
Massa jenis | : 0,7 kg/m3 |
Sumber | : bawah tanah |
Heating value | : 9.198 - 10.592 kJoule per liter pada tekanan 3000psi |
Fase | : gas bertekanan |
Emisi | : ramah lingkungan, CO2 rendah |
Struktur kimia | : CH3CH2OH |
Angka oktan | : 100 |
Massa jenis | : 789 kg/m3 |
Sumber | : jagung, padi, sampah agrikultur. |
Heating value | : 22.298 kJoule per liter |
Fase | : cair |
Emisi | : ramah lingkungan |
Struktur kimia | : H2 |
Angka oktan | : 120 |
Massa jenis | : 70,99 kg/m3 (fase cair); 0,0899 kg/m3 (fase gas temperatur & tekanan ruang) |
Sumber | : bawah tanah. |
Heating value | : 20.487 kJoule per liter |
Fase | : cair atau gas |
Emisi | : ramah lingkungan |
Struktur kimia | : C3H8 |
Angka oktan | : 104 |
Massa jenis | : 582,37 kg/m3 (fase cair); 18,357 kg/m3 (fase gas) |
Sumber | : pengolahan petroleum atau gas alam |
Heating value | : 23.413 kJoule per liter |
Fase | : cair atau gas |
Emisi | : ramah lingkungan |
Struktur kimia | : CH3OH |
Angka oktan | : 100 |
Massa jenis | : 791,8 kg/m3 |
Sumber | : gas alam, batubara, atau biomass dari kayu. |
Heating value | : 15.609 - 18.396 kJoule per liter |
Fase | : cair |
Emisi | : ramah lingkungan |
============================
===============================
BINTANG INSTRUMENT
HP :
081362449440 / 081310157965
Email
: b081362449440@yahoo.com
Up :
Mr Jonathan
===============================
Jenis
jenis viscometer daftar harga viscometer di indonesia jasa service
viscometer di jakarta indonesia cara pemakaian viscometer manual book
viscometer specification viscometer PDF brochure viscometer PDF Jual
Viscometer Brookfield RST-CPS viscometer digital viscometer analog viscometer terbaik viscometer made japan viscometer rion Jual Viscometer Brookfield RST-SST Jual Viscometer Brookfield RST-CCT Jual Viscometer Brookfield DV1 Jual Viscometer Brookfield DV2T Jual Viscometer Brookfield DV3T Jual Viscometer Brookfield CAP 2000+ Jual Viscometer Brookfield RST COAXIAL CYLINDER Jual Viscometer Brookfield RST CONE Jual Viscometer Brookfield PVS RHEOMETER Jual Viscometer Brookfield ANALOG Jual Viscometer Brookfield DVE Jual Viscometer Brookfield DV1 Jual Viscometer Brookfield DV2T Jual Viscometer Brookfield DV3T
Jual Viscometer Brookfield LVT , LDVT-E , DV1MLV , DV2TLV , DV3TLV ,
HAT , HADV-E , DV1MHA , DV2THA, DV3THA , HBT , HBDV-E , DV1 MHB , DV2THB
, DV3THB Portable viscometer - VT-06 , PORTABLE VISCOMETER Rion VT-06: Viscotester
for high viscosity fluids , Alat Ukur Kekentalan Cairan, Digital Viscometer
type N-8S option : printer for type N-8S Viscometer manual NDJ-1. Brookfield
LVDVE jual Visco Meter Brookfield , Jual Visco Meter VT06 Rion Jual digital viscometer MYR VP1000 Spanyol , Jual Visco
meter Rion Distributor Indonesia , Distributor Brookfield Jakarta Indonesia
jual alat uji kekentalan cairan alat ukur kekentalan minyak kecap susu madu oli
solar minyak goreng cat alat
ukur
kekentalan suatu larutan alat ukur kekentalan fluida alat ukur
kekentalan ,
jenis jenis Visco meter , jenis jenis visco meter brookfield , daftar
harga
visco meter brookfield , viscometer brookfield ready stock , fungsi
visco meter
, daftar harga viskositas ,
jual alat ukur viskositas murah , jual alat ukur viskositas terbaik , tempat
service alat viscometer , tempat service viskositas , distributor resmi alat
ukur viscometer Pengertian Viskositas cara pemakaian visco meter , accessories viscometer , kelengkapan
viscometer
, visco meter low , viscometer medium , visvometer high , low viscometer
medium
visco meter high visco meter , jual alat uji visckositas , cara
pengukuran
viskositas , alat ukur viskositas , jenis jenis alat ukur viscokositas,
viscometer china , viscometer amerika , viscometer jepang , alat uji kekentalan fluida alat uji kekentalan cairan alat uji kekentalan larutan alat uji kekentalan cairan viscometer
spanyol ===============================
BINTANG
INSTRUMENT
HP :
081362449440 / 081310157965
Email :
b081362449440@yahoo.com
Up : Mr
Jonathan
============================
Oil Analysis
kit
Oil Analysis
Lab
On Site Used
Oil Analysis
Oil Sample
Sampling
Equipments
ASTM IP
THERMOMETER
ASTM API THERMOMETER
I.S TANK
DIGITAL THERMOMETER
I.S.
PORTABLE UTI TANK MEASURING
TANK DIPPING
TAPES
GASOLINES /
WATER FINDING PASTA
ZONE
SAMPLERS
BACON BOMS
SAMPLER
OIL THIEF
SAMPLER
Oil
Hydrometer
Oil
Thermometer ( Analog / Digital )
TANK GAUGING
CASE
WEIGHTED BEAKER
Oil
Viscometer / Viscocity Meter
COTTON ROPE
LPG SAMPLER
SAFETY LED
FLASHLIGHT
GAS DETECTOR
Perlengkapan
SPBU
Our Brand :
Parker Kittiwake , Koehler Instrument ,
Anton Paar , Richter , Alla France , Boeco , Thermoprobe INC , MMC , Bright
Star , Kolor Kut , Ect..
Oil Analysis
kit Distributor Jakarta Indonesia
Oil Analysis
Lab Distributor Jakarta Indonesia
On Site Used
Oil Analysis Distributor Jakarta Indonesia
Oil Sample
Distributor Jakarta Indonesia
ASTM IP
THERMOMETER Distributor Jakarta Indonesia
ASTM API
THERMOMETER Distributor Jakarta Indonesia
I.S TANK
DIGITAL THERMOMETER Distributor Jakarta Indonesia
I.S.
PORTABLE UTI TANK MEASURING Distributor Jakarta Indonesia
TANK DIPPING
TAPES Distributor Jakarta Indonesia
GASOLINES /
WATER FINDING PASTA Distributor Jakarta Indonesia
ZONE
SAMPLERS Distributor Jakarta Indonesia
BACON BOMS
SAMPLER Distributor Jakarta Indonesia
OIL THIEF
SAMPLER Distributor Jakarta Indonesia
Oil
Hydrometer Distributor Jakarta Indonesia
Oil
Thermometer ( Analog / Digital ) Distributor Jakarta Indonesia
TANK GAUGING
CASE Distributor Jakarta Indonesia
WEIGHTED
BEAKER Distributor Jakarta Indonesia
Oil
Viscometer / Viscocity Meter Distributor Jakarta Indonesia
COTTON ROPE
Distributor Jakarta Indonesia
LPG SAMPLER
Distributor Jakarta Indonesia
SAFETY LED
FLASHLIGHT Distributor Jakarta Indonesia petroleum,
liquid petroleum products and mixtures of petroleum and non-petroleum products
GAS DETECTOR
Our Brand :
Parker Kittiwake , Koehler Instrument ,
Anton Paar , Richter , Alla France , Boeco , Thermoprobe INC , MMC , Bright
Star , Kolor Kut , Ect..
Sampling Produk Minyak dan Gas.
1.
Sampling Produk Minyak dan
Gas. – BINTANG INSTRUMENT ( HP.081362449440 , Email : b081362449440@yahoo.com )
Sampling terhadap produk yang akan dianalisis
dilaboratorium merupakan bagian utama dari suatu kegiatan yang menjamin dan
mempengaruhi akurasi hasil analisis atau pengujian terhadap suatu produk.
Alat
untuk sampling :
· produk gas seperti natural
gas, LNG, LPG, Biogas, coal gas, coal bed methane (CBM), compressed natural gas (CNG) dan bahan
bakar gas (BBG) untuk kendaraan bermotor.
· produk minyak mentah (crude
oil) dan condensate (light crude oil).
· produk bahan bakar minyak
(BBM) seperti Bensin (RON 88, RON 92, RON 95), Avtur, Avgas, Solar (Gasoil),
Marine Fuel Oil (MFO), Industrial Fuel Oil (IFO), Industrial Diesel Oil (IDO),
Bioethanol Fuel, Biodiesel Fuel dan produk petroleum liquid lainnya.
· produk pelumas (lubricating oil) untuk turbine,
kendaraan bermotor, hydraulic lube oil,
gear box lube oil, minyak trafo,
minyak rem, pelumas conveyor, bahan dasar pelumas (base oil) dan produk pelumas
lainnya.
Kami menjual peralatan / produk-produk untuk menganalisa gas, seperti pengujian H2S, Moiture
Content/Water Content by Dew Point, Mercury analysis dan lain-lain terhadap
produk gas alam (natural gas), compressed natural gas (CNG), liquid natural gas (LNG) dan bahan bakar
gas kendaraan bermotor (BBG).
3)
Analisis Bahan Bakar Gas. –
BINTANG INSTRUMENT ( HP.081362449440 , Email : b081362449440@yahoo.com )
Kami menjual alat untuk menganalisis produk bahan bakar gas seperti natural gas
natural gas, LPG, coal gas, coal bed methane (CBM), compressed natural gas (CNG) dan bahan
bakar gas (BBG) untuk kendaraan bermotor dengan parameter uji hydrocarbon
composition, nitrogen, carbon dioksida, hydrogen, oksigen, gas gravity, heating
value, compressibility factor, wobbe index, metals, chloride dan lain-lain.
4)
Analisis Minyak Mentah (Crude Oil). –
BINTANG INSTRUMENT ( HP.081362449440 , Email : b081362449440@yahoo.com )
Kami
menjual alat untuk analisis/pengujian minyak mentah (crude
oil) dan condensate (light crude oil) untuk pengujian seperti API gravity,
specific gravity , density, kinematic viscosity, pour point, flash point, reid
vapour pressure (RVP), water content, S&W analysis, salt content, sulfur
content, vacum distillation, characterization factor , hydrocarbon composition
condensate dan lain-lain.
5)
Analisis Bahan Bakar Minyak
(BBM). – BINTANG INSTRUMENT ( HP.081362449440 , Email : b081362449440@yahoo.com )
Pengujian bahan bakar minyak (BBM) jenis Bensin (RON
88, RON 92, RON 95), Avtur, Avgas, Solar (Gasoil), Marine Fuel Oil (MFO),
Industrial Fuel Oil (IFO), Industrial Diesel Oil (IDO), Kerosine, Bioethanol
Fuel, Biodiesel Fuel , specific gravity , density, kinematic viscosity, pour
point, freezing point, flash point, reid vapour pressure (RVP), water content,
cloud point, sulfur content, copperstrip corrosion, acid value, cetane index,
sediment content, strong acid number, carbon residue, color ASTM, color
saybolt, ash content, distillation, chart value , ethanol content, kadar
denaturan, smoke point, total glycerol, free glycerol, ester alkyl content,
halphen test dan lain-lain.
6)
Analisis minyak pelumas (lubricating oil) dan bahan dasar pelumas
(base oil). – BINTANG INSTRUMENT ( HP.081362449440 , Email : b081362449440@yahoo.com )
Kami
menjual alat uji / alat ukur untuk produk pelumas (lubricating oil)
untuk turbine, kendaraan bermotor, hydraulic
lube oil, gear box lube oil,
minyak trafo, minyak rem, pelumas conveyor, bahan dasar pelumas (base oil) dan
produk pelumas lainnya dengan parameter uji viscosity grade, API Gravity,
specific gravity , density, kinematic viscosity, viscosity index, pour point,
flash point, fire point, total base number (TBN), total acid number (TAN),
metals contaminant, additive metals, water content, sulfur content, copperstrip
corrosion, foaming, sediment content, carbon residue, color ASTM, ash content,
sulphated ash, dielectric strength, noack evaporation loss, rust prevention
test dan lain-lain.
7)
Alat Deteksi Kebocoran & Jalur Pipa di dalam Tanah - – BINTANG INSTRUMENT ( HP.081362449440 , Email : b081362449440@yahoo.com )
Kami menjual
alat untuk mendeteksi kebocoran pipa di dalam tanah , baik untuk pipa plastik ,
PVC , besi , ( Pipa sejenis Plastik atau sejenis Logam ) , juga tersedia alat
untuk mendeteksi jalur pipa di dalam tanah
081362449440
Jual K88600 Portable Octane Analyzer with Cetane Index and Cetane Number , Jual
Portable Octane Analyzer with Cetane Index and Cetane K88600 Koehler
distributor Indonesia , Jual alat uji minyak , Jual alat uji lubricating oil ,
Jual alat uji petroleum Jakarta Indonesia
081362449440
Jual ASTM Thermometer , Thermometer Mercury , Thermometer Alcohol , Alat ukur suhu minyak , Alat ukur
temperature minyak
081362449440
Jual Sample Thief Bacon Bom Alat untuk mengambil sampel dari dalam tangki ,
Cara mengambil sampel minyak dari dalam tangki , alat pengambil sampel dari
dalam tangki minyak jual alat pengambil sampel dari tangki Oil sample jual Oil
sample
081362449440
Jual Weighted Beaker Alat pengambilan sampel minyak pada permukaan tengah dan
dasar tangki jual koehler Weighted
Beaker Indonesia Jual Weighted
Beaker koehler instrument distributor
indonesia jual alat pengambil sampel minyak jual alat tempat penyimpanan sampel
minyak 081362449440 Jual Zone Samplers ZS-1
Jual alat pengambil sampel minyak tempat penjual sampel minyak dalam
tangki cara mengambil sampel minyak dalam tangki , 081362449440 Jual OIL THIEF
SAMPLERS TRUCK SAMPLE CATCHERS alat
pengambil sampel pada truk alat pengambil sample pada moda transportasi alat
pengambil sampel truk , 081362449440 Jual LPG Sampler Containers jual alat
tempat pengambilan sampel Gas LPG Jual media tempat pengambilan sampel gas LPG
tempat penyimpanan sampel gas LPG
tersedia dalam kaspasitas / ukuran 300 ml , 500 ml dan 1000 mlKolor Kut Water Finding
Paste (For Oils)
Jual perlengkapan SPBU ,
Jual peralatan SPBU , Jual alat ukur SPBU , Jual alat ukur Bensin SPBU , Jual
Alat ukur Solar SPBU , Jual Alat ukur tingkat kemurnian bensin , Jual Alat ukur
tingkat kemurnian Solar , Jual Alat ukur tingkat kemurnian pertamax, cara
mengukur tingkat kemurnia bahan bakar Bensin cara mengukur tingkat kemurnia
bahan bakar Solar cara mengukur tingkat
kemurnia bahan bakar Pertamax , cara mengukur tingkat kemurnia minyak oli ,
tempat penjual perlengkapan SPBU , Distributor perlengkapan SPBU Indonesia ,
jenis jenis alat perlengkapan SPBU , Standar perlengkapan SPBU , Standar
peralatan SPBU , Peralatan Safety SPBU , Peralatan keselamatan SPBU , Jual
Tongkat ukur minyak jual tongkat ukur SPBU jual alat ukur kedalaman tangki
minyak solar , cara mengukur kedalaman minyak di dalam tengki / tangki , Jual
Dep Stik tank Oil Pabrikasi Dep Stik tank Oil , Pabrikasi alat ukur kedalaman
minyak , jual alat ukur kedalaman minyak solar di dalam tengki. Jual alat ukur
berat jenis Bensin , Jual alat ukur berat Jenis Solar , Jual alat ukur berat
jenis pertamax , jual alat ukur berat jenis minyak di SPBU. Certivicate alat
ukur berat jenis minyak bensin atau solar
Jual Kolor Kut
Modified Water Finding Paste (For Bio Ethanol)
Jual Kolor Kut Modified Water Finding Paste
Jual Kolor Kut Gasoline Gauging Paste
Jual Vecom Gasoline Finding Paste
Kolor Kut Water Finding Paste (For Oils) Distributor
Jakarta Indonesia
Kolor Kut Modified Water Finding
Paste (For Bio Ethanol) Distributor Jakarta
Indonesia
Kolor Kut Modified Water Finding
Paste Distributor Jakarta
Indonesia
Kolor Kut Gasoline Gauging Paste Distributor Jakarta Indonesia
Vecom Gasoline Finding Paste Distributor Jakarta Indonesia
Harga Kolor Kut Water Finding Paste (For Oils)
Harga Kolor Kut Modified Water Finding Paste (For Bio Ethanol)
Harga Kolor Kut Modified Water Finding Paste
Harga Kolor Kut Gasoline Gauging Paste
Harga Vecom Gasoline Finding Paste
Brochure Kolor Kut Water Finding Paste (For Oils)
PDF
Brochure Kolor Kut Modified Water Finding Paste (For Bio Ethanol) PDF
Brochure Kolor Kut Modified Water Finding Paste PDF
Brochure Kolor Kut Gasoline Gauging Paste PDF
Brochure Vecom Gasoline Finding Paste PDF
Vecom
Gasoline
Finding Paste distributor Jakarta Indonesia
Video
Cara pemakaian Kolor Kut
Manual
book kolor kut gasoline finding paste
Water
Finding Paste
jual
Tank Dip Stick / Tongkat Ukur alat ukur kedalaman minyak tongkat pengukur
tangki minyak jual tongkat mistar minyak panjang 2 meter panjang 3 meter
panjang 4 meter panjang panjang 5 meter
081362449440
Jual Pressure Hydrometer Cylinder
K26150 Koehler Instrument Co.
Inc., USA Jual Pressure Hydrometer Cylinder
K26150 ready Stock harga Pressure Hydrometer Cylinder K26150 Distributor Pressure Hydrometer
Cylinder K26150 Jakarta Indonesia Brochure
Pressure Hydrometer Cylinder K26150 pdf
alat ukur berat jenis solar Pressure Hydrometer Cylinder K26150 alat untuk mengukur tingkat kemurnian
minyak bensin Pressure Hydrometer Cylinder
K26150 cara untuk mengukur tingkat kemurnian minyak bensin alat untuk
mengukur tingkat kemurnian minyak bensin Distributor Pressure Hydrometer
Cylinder K26150 Koehler Instrument
Jakarta Indonesia Distributor koehler instrument jakarta indonesia penjual
koehler instrument di jakarta indonesia distributor alat uji minyak di jakarta
indonesia jenis jenis alat uji petroleum jenis jenis alat ukur petroleum alat
ukur petroleum terbaik alat ukur petroleum tercanggih alat ukur minyak terbaik
di dunia
081362449440
Jual Petroleum Quality Analyzer jual alat ukur Mengukur nilai oktan (Octane)
RON/MON/AKI, sesuai ASTM D 2699-86 dan ASTM D 2700-86 » Mengukur nilai setana
(Cetane), sesuai ASTM D 4737-03, ASTM D 613, dan EN ISO 5165 jual alat ukur »
Kandungan minyak tanah (Kerosene) pada bbm diesel (solar) » Mengukur kandungan
air pada pelumas, sesuai GOST 14203-69 (dielectric humidity) Alat untuk Mendeteksi prosentase minyak tanah (Kerosene) pada bahan bakar diesel
(solar), serta mengukur prosentase penambahan aditif.
Hydrometer jual hidrometer solar Alat Pengukur Berat
Jenis Minyak Solar gelas ukur
hidrometer distributor hidrometer hidrometer jakarta Hydrometer Alat pengukur berat jenis Minyak , jual Hydrometer, harga Hydrometer , harga Hydrometer, Hydrometer
Murah,Hydrometer solar , Jual perlengkapan SPBU , Jual peralatan SPBU , Jual
Alat uji pertamina , jual alat uji SPBU , Jual Alat Uji Kemurnian Solar , Jual
Alat uji kemurnian Bensin , Jual alat ukur berat jenis Pertamax , jual alat
ukur tingkat kemurnian minyak pertamax , Jual alat ukur suhu minyak , jual perlengkapan pangkalan minyak ,
jual alat uji tingkat kemurnian Minyak tanah , jual alat tingkat kemurnian Gas
elpiji LPG , perlengkapan peralatan pangkalan minyak , perlengkapan alat ukur
tingkat kemurnian minyak , meterang tangki minyak , alat ukur dan alat hitung
minyak jual alat ukur dan SST , jual bejana ukur minyak , jual meteran salib
jual Peralatan terminal SPBU
Melayani pengadaan peralatan SPBU:
nozzle, swivel, break away, spout,paste minyak, paste air, gelas ukur, hydrometer,
thermometer, selang tranfer, selang lossing, stick sounding, seragam operator, keperluan
spbu, depot, terminal minyak ,perkapalan , Depo SPBU , Jual Depo SPBU , Jual
perkakas SPBU , Jual DEPO Pangkalan Minyak
, Jual Perlengkapan SPBU , Jual Bejana Ukur Brakeaway Valve Dispenser
camlock 4 in Depstik Tangki Elbow Filter Gilbarco Filter tatsuno Gelas Ukur BBM
Gelas Ukur BBM Gravity Coupler Hidrometer Kaleng Sampel Kertas Printer Mesin pertamini
digital Meter Sounding Nozle OPW Nozle Tatsuno Oil
Pendahuluan
Bahan bakar solar atau minyak solar adalah bahan bakar yang digunakan
untuk mesin diesel putaran tinggi di atas 1000 rpm. Bahan bakar solar
disebut juga High Speed Diesel (HSD) atau Automotif Diesel Oil (ADO).
Pada motor diesel penyalaannya adalah penyalaan kompresi, merupakan
jenis mesin Internal Combustion Engine. Berbeda dengan motor bensin
dimana motor bensin penyalaannya menggunakan busi motor, baik dua
langkah maupun empat langkah. Minyak solar adalah campuran kompleks
hidrokarbon C15 – C20 , yang mempunyai trayek didih antara 260–315 oC.
Mutu minyak solar yang baik adalah bahwa minyak solar harus memenuhi
batasan sifat – sifat yang tercantum pada spesifikasi dalam segala
cuaca. Secara umum minyak solar adalah mudah teratomisasi menjadi
butiran – butiran halus, sehingga dapat segera menyala dan terbakar
dengan sempurna sesuai dengan kondisi dalam ruang bakar mesin.
Beberapa batasan sifat–sifat minyak solar, baik sifat fisika maupun
sifat kimia yang harus dipenuhi di dalam penggunaannya adalah :
– Mesin mudah di starter dalam keadaan dingin
– Tidak menimbulkan ketukan
– Mempunyai kemampuan pengkabutan yang sempurna
– Mempunyai komposisi kimia yang tidak menyebabkan pembentukan kerak (forming deposits)
– Tidak menimbulkan pencemaran udara
2. Karakteristik Minyak Solar
Penggunaan minyak solar harus aman, tidak membahayakan manusia, tidak
merusak mesin, harus efisien dalam penggunaanya serta tidak menimbulkan
pencemaran bagi lingkungan. Untuk memberi jaminan mutu bagi pelanggan
dalam hal keselamatan dan kenyamaan, minyak solar secara cepat dapat
dilihat dari sifat/spesifikasi.
Sifat-sifat Minyak Solar :
1. sifat umum 5. sifat kestabilan
2. sifat mutu pembakaran 6. sifat kemudahan mengalir
3. sifat penguapan 7. sifat keselamatan
4. sifat pengkaratan
2.1 Sifat Umum
Sifat umum minyak solar sangat erat hubungannya dengan pemuatan, kontaminasi, material balance dan transaksi jual – beli.
Sifat umum minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Specific Gravity 60/60 oF, ASTMD 1298
– Density 15 oC, ASTMD 1298
2.2 Sifat Mutu Pembakaran ( ignition quality)
Minyak solar dapat memberikan kerja mesin yang memuaskan apabila dapat
menghasilkan pembakaran sempurna dalam ruang bakar. Udara yang
dikompresikan ke dalam ruang bakar mesin sampai tekanan antara 20 – 30
kgf/cm2 sehingga suhu dalam ruang bakar berkisar 650–750 oC. Pembakaran
yang sempurna dapat dilakukan dengan menginjeksikan bahan bakar (berupa
kabut) ke dalam ruang bakar yang di dalamnya terdapat udara panas
sehingga mampu menyalakan bahan bakar. Pembakaran yang terjadi
menyebabkan tekanan dalam ruang bakar naik secara mendadak dan
menimbulkan tenaga. Bila hal ini dipenuhi, maka tidak akan terjadi
ketukan (knocking) di dalam mesin.
Ketukan (knocking)
Ketukan dalam mesin diesel terjadi akibat keterlambatan terbakarnya
bahan bakar di dalam ruang bakar. Ini disebabkan oleh terjadinya
akumulasi bahan bakar di dalam ruang bakar, dan begitu terbakar maka
akan terjadi ledakan secara berturut – turut.
Jarak waktu antara bahan bakar diinjeksikan ke ruang bakar (silinder)
sampai saat terbakar, disebut waktu tunda (delay period), dinyatakan
dalam menit. Waktu tunda yang panjang akan menyebabkan terakumulasinya
bahan bakar cukup banyak, akibatnya terjadi penyalaan yang spontan dan
akan menimbulkan suatu kenaikkan tekanan yang mendadak dan mengakibatkan
pukulan yang hebat pada ruang bakar. Hal ini dapat menimbulkan suara
yang keras yang selanjutnya disebut Diesel Knock.
Sifat mutu pembakaran adalah salah satu ukuran sifat bahan bakar minyak
solar. Minyak solar bermutu rendah mempunyai waktu tunda lebih lama.
Sifat ini ditunjukkan oleh besar kecilnya angka setana (cetane number).
Sifat mutu pembakaran minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Diesel Index
– Cetane Index
– Cetane Number
2.3 Sifat Penguapan (volatility)
Dalam penggunaannya, diharapkan bahwa minyak solar akan teruapkan
sempurna dan terdistribusikan merata di dalam ruang bakar, sehingga
dapat terbakar sempurna. Karena bahan bakar dapat terbakar sempurna,
mengakibatkan mudahnya starting pada mesin, waktu pemanasan mesin dan
akselerasi. Jika minyak solar sulit untuk terjadi penguapan maka minyak
solar tersebut akan sulit pula untuk memenuhi kemudahan start mesin dan
rendahnya akselerasi mesin. Bila tingkat penguapannya rendah, ini
menunjukkan bahwa di dalam minyak solar terdapat fraksi yang lebih
berat.
Sifat penguapan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Distilasi ASTMD 86
– Flash Point ASTMD 93
2.4 Sifat Pengkaratan (corrosivity)
Unsur-unsur dalam minyak solar di samping hidrokarbon, terdapat pula
unsur-unsur sulfur, oksigen, nitrogen, halogen dan logam. Senyawa unsur
yang bersifat korosif adalah senyawa sulfur. Senyawa-senyawa sulfur
dalam minyak solar yang korosif dapat berupa hidrogen sulfida,
merkaptan, tiofena. Pada pembakaran bahan bakar senyawaan sulfur akan
teroksidasi oleh oksigen dalam udara menghasilkan oksida sulfur. Bila
oksida sulfur ini bereaksi dengan uap air akan menghasilkan asam sufat.
Terbentuknya asam sulfat ini dapat bereaksi dengan logam, terutama dalam
gas buang. Terdapatnya senyawaan sulfur dalam minyak solar dapat juga
ditunjukkan oleh tingkat keasaman minyak solar itu. Makin tinggi sifat
keasaman sifat pengkaratan makin besar terutama bila minyak solar
terdapat strong acid number.
Sifat pengkaratan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– kandungan sulfur, ASTM D. 1266
– copper strip corrosion, ASTMD 130
– strong acid number, ASTMD 974
– total acid number, ASTMD 974
2.5 Sifat Kebersihan (cleanless)
Sifat kebersihan minyak solar yang berhubungan dengan ada / tidaknya
kotoran yang terdapat di dalam minyak solar, sebab kotoran ini akan
berpengaruh terhadap mutu, karena dapat mengakibatkan kegagalan dalam
suatu operasi dan merusak mesin. Kotoran itu dapat berupa air, lumpur,
atau endapan atau sisa pembakaran yang berupa abu dan karbon. Untuk itu
makin kecil adanya kotoran di dalam minyak solar makin baik mutu bahan
bakar tersebut.
Sifat kebersihan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Color ASTM, ASTMD 1500
– Water content, ASTMD 96
– CCR (10 % vol. bottom), ASTMD 189
– Ash content, ASTMD 482
– Sediment by Extraction, ASTMD 473
2.6 Sifat Keselamatan
Sifat keselamatan minyak solar meliputi keselamatan di dalam
pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan. Minyak solar harus memiliki
salah satu sifat keselamatan yaitu bahwa minyak solar tidak terbakar
akibat terjadi loncatan api.
Sifat kebersihan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Flash Point, ASTMD 93
2.7 Sifat Kemudahan Mengalir
Sifat kemudahan mengalir minyak solar dinyatakan sebagai viskositas
dinamik dan viskositas kinetik. Viskositas dinamik adalah ukuran tahanan
untuk mengalir dari suatu zat cair, sedang viskositas kinetik adalah
tahanan zat cair untuk mengalir karena gaya berat. Bahan yang mempunyai
viskositas kecil menunjukkan bahwa bahan itu mudah mengalir, sebaliknya
bahan dengan viskositas tinggi sulit mengalir. Suatu minyak bumi atau
produknya mempunyai viskositas tinggi berarti minyak itu mengandung
hidrokarbon berat (berat molekul besar), sebaliknya viskositas rendah
maka minyak itu banyak mengandung hidrokarbon ringan.
Viskositas minyak solar erat kaitannya dengan kemudahan mengalir pada
pemompaan, kemudahan menguap untuk pengkabutan dan mampu melumasi fuel
pump plungers. Penggunaan bahan bakar yang mempunyai viskositas rendah
dapat menyebabkan keausan pada bagian-bagian pompa bahan bakar. Apabila
bahan bakar mempunyai viskositas tinggi, berarti tidak mudah mengalir
sehingga kerja pompa dan kerja injektor menjadi berat.
Sifat kebersihan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Viskositas Kinematik, ASTMD 445
– Pour Point, ASTMD 97
3. Signifikansi Pengujian Minyak solar
Berdasarkan atas spesifikasi, parameter uji dan metode uji standar minyak solar seperti ditunjukkan pada Tabel 3 – 1
Tabel 3 – 1 : SPESIFIKASI MINYAK SOLAR
No. Parameter Satuan Batasan Metode
Min Max ASTM Lain
1. Specific Gravity at 60/60oF – 0,820 0,870 D 1298
2. Density 15 oC gr/ml 0,815 0,870 D 1298
3. Color ASTM – – 3,0 D 1500
4. Cetane Number or – 45 – D 613
5. Alternatively Calculated Cetane Index – 48 – D 976
6. Viscosity Kinematic at 100oF cSt 1,6 5,8 D 445
7. Pour Point oF – 18 D 97
8. Sulphur Content % wt – 0,5 D 1552
9. CCR (10 % vol. bottom) % wt – 0,1 D 189
10. Water Content % wt – 0,05 D 96
11. Sediment by Extraction % wt – 0,01 D 473
12. Ash Content % wt – 0,01 D 482
13. Copper strips (3 hrs/100oC) – No. 1 D 130
14. Strong Acid Number mg KOH/gr – Nol D 974
15. Total Acid Number mg KOH/gr – 0,6 D 974
16. Flash Point oC 60 – D 93
17. Distilasi D 86
IBP oC – –
10 % vol. Rec. oC – –
50 % vol. Rec. oC – –
90 % vol. Rec. oC – –
Rec.at 300oC % vol. 40 –
3.1 Pengujian Specific Gravity dan Density, ASTMD 1298
Specific Gravity (Relative density) adalah perbandingan massa
sejumlah volume zat pada suhu tertentu terhadap massa air murni dengan
volume yang sama pada suhu yang sama atau suhu yang berbeda.
Oleh sebab itu specific gravity dinyatakan dengan dua angka suhu. Angka
pertama menunjukkan suhu zat, sedang angka kedua menunjukkan suhu air.
Umumnya suhu acuan meliputi 60/60oF, 20/20oC, 20/4oC. Kedua suhu acuan
harus dinyatakan secara eksplisit.
API gravity adalah fungsi khusus dari realtive density (specific gravity) 60/60 oF, dinyatakan dengan rumusan :
oAPI = 141,5 / (sp gr 60/60 oF) – 131,5
Berat jenis API tidak diperlukan pernyataan suhu acuan, sebab 60oF sudah termasuk dalam definisi.
Density adalah berat cairan per unit volume pada 15 oC dan 101,325 kPa dengan satuan standar pengukuran misalnya kg/m3
Penetapan specific gravity (relative density), atau API gravity dan
density ditetapkan dengan metode hidrometer akan sangat akurat apabila
suhu contoh sama atau mendekati sama dengan suhu acuan. Specific Gravity
(SG) dan API gravity dan density dikoreksi dengan menggunakan Tabel
Pengukuran Minyak mendasarkan pada angka muai rata-rata dari tipikal
material.. Suhu uji yang baik mendekati suhu acuan, atau bila suhu yang
digunakan yang berhubungan dengan pengukuran minyak curah mempunyai
selisih ± 3oC.
a. Ruang Lingkup
Metode uji ini mencakup penetapan secara laboratorium dengan
menggunakan hidrometer gelas, untuk penetapan specific gravity (relative
density), atau API gravity atau density suatu minyak mentah, produk
minyak bumi atau campuran produk minyak bumi dan produk non minyak bumi,
yang biasa ditangani sebagai cairan dan mempunyai tekanan uap Reid
101,325 kPa (14,696 psi) atau lebih kecil
Nilai diukur dengan hidrometer baik pada suhu acuan ataupun suhu
lain yang dikehendaki, dan pembacaan dikoreksi terhadap suhu acuan
dengan menggunakan Tabel Pengukuran Minyak; nilai yang diperoleh pada
pembacaan hidrometer pada suhu lain selain suhu acuan bukan pengukuran
specific gravity.
Nilai ditetapkan sebagai specific gravity (SG), dan density
ditetapkan dari pengukuran SG dan pengukuran suhu dengan menggunakan
Tabel Pengukuran Minyak.
c. Ringkasan Metode Uji
Tuangkan contoh ke dalam silinder hidrometer yang bersih yang
suhunya telah dibuat tetap tanpa terjadi percikan, hindari terbentuknya
gelembung udara, dan minimalkan penguapan konstituen titik didih rendah
bagi contoh-contoh yang mudah menguap.
Tempatkan silinder yang berisi contoh uji pada posisi tegak di
tempat yang bebas dari hembusan udara dan yang media suhu sekitar tidak
berubah lebih dari 2oC selama waktu yang diperlukan sampai pengujian
selesai. Masukkan termometer yang sesuai atau alat pengukur suhu dan
aduk contoh uji dengan batang pengaduk, gunakan kombinasi gerakan dari
gerakan vertikal dan gerakan memutar untuk memperoleh suhu dan kerapatan
merata di seluruh silinder hidrometer. Catat suhu contoh dengan
ketelitian 0,1oC dan ambil termometer/alat pengukur suhu dan batang
pengaduk dari silinder hidrometer.
Tenggelamkan hidrometer yang sesuai ke dalam cairan dan lepaskan
apabila telah berada dalam posisi keseimbangan, batang termometer yang
berada di atas permukaan cairan dijaga agar tidak basah saat hidrometer
mengapung bebas.
Apabila hidrometer telah diam mengapung bebas dari dinding
silinder, catat pembacaan skala hidrometer dengan ketelitian satu per
lima pembagian skala penuh
Gambar 1 : Pembacaan skala hidrometer Untuk Cairan Transparan
Perhitungan
Specific gravity pada 60/60 oF (SG 60/60 oF) dan density 15 oC diperoleh
dengan mengkonversikan pembacaan skala hidrometer dan suhu sampel
dengan menggunakan bagian yang sesuai dari Tabel Pengukuran Minyak (TPM)
ASTMD 1250, sesuai Tabel 21 untuk SG 60/60oF atau Tabel 3 untuk API
gravity atau Tabel 51 untuk density 15oC .
Gambar 2: Pembacaan skala hidrometer Untuk Cairan Opaque
Laporan
Laporkan nilai SG 60/60 oF dengan tidak berdemensi pada dua suhu acuan, dengan ketelitian 0,0001.
Laporkan nilai akhir API gravity dengan ketelitian 0,1 oAPI
Laporkan nilai Density 15 oC dalam kilogram per kubik meter dengan ketelitian 0,1 kg/m3
c. Signifikansi
1. Ketepatan pengukuran SG 60/60 oF atau API gravity atau density 15
oC dari minyak bumi dan produk-produknya diperlukan untuk konversi
volume terukur ke volume atau massa, atau keduanya, pada suhu acuan
standar selama pelaksanaan transfer.
Metode uji ini sangat sesuai untuk penetapan SG 60/60 oF atau API
gravity atau density 15 oC dari cairan transparan berviskositas rendah.
Metode uji ini juga dapat digunakan untuk cairan kental dengan
mendiam-kan hidrometer untuk beberapa waktu sampai mencapai
keseimbangan, dan untuk cairan gelap dengan menggunakan koreksi meniskus
yang sesuai. Apabila digunakan dalam hubungannya dengan pengukuran
minyak curah, kesalahan koreksi volume dapat diminimalkan dengan
pengamatan pembacaan hidrometer pada suhu yang berdekatan dengan suhu
minyak curah itu. SG 60/60 oF atau API gravity atau density 15 oC
adalah faktor penentu mutu dan harga minyak mentah. Tetapi, sifat minyak
ini merupakan suatu indikasi yang tidak jelas atas mutunya karena itu
dikorelasikan dengan sifat-sifat yang lain. SG 60/60 oF atau density 15
oC merupakan suatu indikator mutu yang penting bagi bahan bakar
otomotif, aviasi dan bahan bakar kapal, dimana density berpengaruh
terhadap penyimpanan, penanganan dan pembakaran.
d. Interpretasi
Penyimpangan nilai SG 60/60 oF atau density 15 oC menunjukkan bahwa
bahan bakar minyak tidak memenuhi spesifikas. Density, relative density
(specific gravity) atau API gravity adalah faktor penentu mutu dan
harga minyak mentah. Tetapi, sifat minyak ini merupakan suatu indikasi
yang tidak jelas atas mutunya karena itu harus dikorelasikan dengan
sifat-sifat yang lain.
Interpretasi hasil pengujian terhadap SG 60/60 oF, atau density 15 oC adalah :
Bila diperoleh hasil uji untuk SG 60/60 oF minyak solar adalah 0,820 –
0,870, atau density 15 oC adalah 0,815 – 0,870, maka minyak solar itu
tidak terkontaminasi
Bila hasil uji SG 60/60 oF adalah 0,820, atau density 15 oC 0,815 maka minyak solar itu :
– terkontaminasi oleh fraksi ringan
– mengandung banyak senyawaan parafin
Bila hasil uji SG 60/60 oF atau density 15 oC minyak solar adalah 0,870, maka minyak solar itu :
– terkontaminasi oleh fraksi berat
– mengandung banyak senyawaan naften dan aromat
3.2 Pengujian Color ASTM, ASTMD 1500
Metode uji ini menggantikan metode uji D155. Metode D1500 lebih baik
dari metode D155 dalam tiga hal: (1) gelas standar dispesifikasikan
lebih mendasar; (2) perbedaan kromatis antara gelas standar yang
berurutan seragam diseluruh skala; dan (3) standar warna yang lebih
terang mendekati warna produk minyak.
Hubungan antara skala warna ASTM dan warna ASTM Union (Metode Uji D155)
tidak dapat dinyatakan dengan tepat karena perbedaan yang diketahui
muncul diantara standar warna ASTM Union saat sedang dipakai. Perbedaan
yang signifikan antara standar Warna Union yang sedang dipergunakan
sebagai standar resmi perusahaan.
Standar Warna ASTM Union dispesifikasikan di dalam Analisis Warna
Lovibond. Hal ini menunjukkan bahwa spesifikasi warna standar gelas
sudah tidak tepat. Warna ASTM Union dibuat satu seri Master Standar
Gelas. Standar ini dipercayakan kepada perusahaan yang telah mendapat
ijin untuk membuat kolorimeter ASTM Union.
Terdapat korelasi antara Master Standar Union Color dan skala Warna ASTM
secara spectrometer diberikan pada gambar Korelasi antara skala warna
ASTM dan warna ASTM Union. Spesifikasi untuk skala Warna ASTM
membatasi variasi maksimum dalam warna menjadi kira-kira ( 0,1 warna.
Variasi pada Skala Warna Union yang diketahui ada sampai sebesar 0,5
warna.
a. Ruang Lingkup.
Metode uji ini meliputi penetapan warna berbagai produk minyak bumi
seperti minyak lumas, minyak pemanas, minyak diesel, dan lilin minyak
bumi.
Metode uji ini melaporkan hasil yang dinyatakan sebagai “Warna ASTM”.
b. Ringkasan Metode Uji
Contoh cair diletakkan dalam tabung uji dan disinari dengan sumber
cahaya, kemudian warnanya dibandingkan dengan piringan gelas berwarna
standar yang nilainya berkisar dari 0,5 sampai 8,0 Bila warna yang tepat
tidak ditemukan, atau warna contoh berada diantara dua warna standar,
maka dilaporkan sebagai warna yang lebih tinggi.
c. Signifikansi
Penentuan warna produk minyak bumi digunakan terutama untuk keperluan
kontrol pabrik dan suatu ciri mutu yang penting karena warna paling
mudah teramati oleh pemakai produk. Dalam beberapa kasus warna bertindak
sebagai indikasi dari tingkat kemurnian bahan. Bila kisaran warna
produk diketahui, variasi diluar kisaran yang ditentukan dapat merupakan
indikasi kemungkinan terkontaminasi dengan produk lain. Tetapi, warna
tidak selalu menunjukkan mutu produk dan jangan diperlakukan istimewa
pada spesifikasi produk.
d. Interpretasi
Warna dari bahan bakar minyak solar adalah untuk indikasi
kontaminasi baik oleh bahan bakar residu, air ataupun kotoran padat.
Pada spesifikasi minyak solar warna dibatasi maksimum 3,0 warna ASTM.
Oleh sebab itu bila dari hasil pengujian diperoleh warna lebih besar
dari 3,0 warna ASTM, maka bahan bakar itu terkontaminasi oleh produk
lain, air atau kotoran padatan.
3.3 Pengujian Angka Setana, ASTMD 613
Angka setana (cetane number) adalah sebuah ukuran unjuk kerja penyalaan
bahan bakar minyak diesel yang diperoleh dengan membandingkannya
terhadap bahan bakar acuan (reference fuels) di dalam mesin uji yang
telah distandardisasi. Dalam konteks metode ini, pengertian unjuk kerja
penyalaan adalah waktu kelambatan penyalaan bahan bakar sebagai
ditetapkan di dalam mesin uji standar pada kondisi tertentu dalam hal
kecepatan aliran bahan bakar, waktu injeksi, dan rasio kompresi.
Kompresi rasio adalah perbandingan volume ruang pembakaran termasuk
ruang pembakaran awal (precombustion) dengan piston pada titik mati
bawah terhadap volume dengan piston pada titik api atas.
Kelambatan penyalaan (delay ignition) adalah periode waktu dinyatakan
dalam derajad sudut putaran gardan antara bahan bakar mulai diinjeksikan
dan bahan bakar mulai menyala. Waktu injeksi adalah waktu awal dalam
satu siklus pembakaran diukur dalam derajad putaran gardan dimana bahan
bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
Dikatakan angka setana karena dari hasil pengujian diperoleh angka pada
mesin CFR No.F5 yang menunjukkan sifat kelambatan pembakaran dari bahan
bakar. Makin tinggi nilai angka setana, menunjukkan bahwa bahan bakar
mutunya makin tinggi, sebab semakin pendek kelambatan pembakaran. Ini
berarti jumlah bahan bakar yang digunakan semakin sedikit sehigga mesin
mempunyai efisiensi tinggi. Karena itu angka setana yang tinggi
memberikan kenaikkan tekanan yang cepat dan tekanan maksimum yang
rendah, sehingga mengurangi suara pembakaran.
Pada mesin CFR No. F5 angka setana ditentukan dengan menggunakan persen
volume campuran dari n-setana (heksa dekana) dan hepta metil nonana.
Dirumuskan :
angka setana = (% vol n – setana) + 0,15 (% vol hepta metil nonana
a. Ruang Lingkup.
Metode uji ini digunakan untuk penetapan kemampuan bahan bakar diesel
dinyatakan dalam term dari sebuah skala angka setana dengan menggunakan
standar silinder tunggal, siklus empat langkah, kompresi rasio yang
bervariasi, mesin diesel injeksi tak langsung.
Skala angka setana mencakup kisaran dari nol (0) sampai 100, tetapi tipikal pengujian angka setana dalam kisaran 30 – 65.
b. Ringkasan Metode Uji
Metode ujian ini dilakukan dengan menggunakan mesin CFR F5,
prinsipnya adalah dengan membandingkan karaktersitik pembakaran di dalam
mesin uji dengan campuran bahan bakar acuan yang angka setananya
diketahui pada kondisi operasi standar. Dilakukan dengan menggunakan
prosedur bracking handwheel dimana kompresi rasio dari contoh divariasi
dan angka setana contoh diperoleh dengan interpolasi dari dua acuan
bahan bakar bracking dinyatakan sebagai kelambatan pembakaran spesifik
dalam term pembacaan roda tangan (handwheel).
Perhitungan
Hitung pembacaan handwheel rata–rata untuk contoh dan masing–masing bahan bakar acuan
Hitung angka setana dengan cara interpolasi dari rata–rata pembacaan
handwheel yang sebanding dengan angka setana bracketing campuran bahan
bakar acuan dengan persamaan :
CNs = CNLRF + ( HWs – HWLRF) (CNHRF – CNLRF) (HWHRF – HWLRF)
dimana :
CNs = angka setana Contoh
CNLRF = angka setana Bahan Bakar Acuan rendah
CNHRF = angka setana Bahan Bakar Acuan tinggi
HWs = pembacaan handwheel Contoh
HWLRF = pembacaan handwheel Bahan Bakar Acuan rendah
HWHRF = pembacaan handwheel Bahan Bakar Acuan tinggi
Tidak dibenarkan menggunakan persent volume campuran bahan bakar acuan dikonversi ke persen angka setana
Laporan
Laporan dinyatakan sebagai Angka Setana
Bila contoh sebelum diuji disaring, dalam laporan diberi keterangan
Laporkan nilai angka setana dengan ketelitian satu angka dibelakang
koma. Bila diperoleh angka kedua dari dua angka dibelakang koma adalah
5, lakukan pembulatan seperti contoh berikut ; 35,55 dan 35,65 menjadi
35,6.
c. Signifikansi
Angka setana adalah ukuran karakteristik pembakaran dari bahan bakar diesel dalam mesin pembakaran kompresi
Pengujian ini digunakan oleh pabrik mesin, kilang minyak dan pemasaran,
dan dalam komersial sebagai ukuran spesifikasi utama yang berhubungan
antara bahan bakar dan mesin. Angka setana ditetapkan pada kecepatan
tetap di dalam sebuah ruang bakar awal (precombustion) jenis mesin
penguji pembakaran kompresi Pengujian ini mungkin dapat digunakan untuk
bahan bakar bukan konvensional seperti misalnya bahan bakar sintetis,
minyak tumbuhan, dan lainnya.
d. Interpretasi
Pada spesifikasi minyak solar ditetapkan nilai angka setana yaitu minimum 45.
Bila diperoleh angka setana di atas 45, berarti bahan bakar solar
mempunyai angka setana tinggi. Makin tinggi angka setana makin pendek
kelambatan pembakaran. Makin pendek kelambatan pembakaran makin sedikit
jumlah bahan bakar yang terdapat di dalam ruang pembakaran, ini akan
memberikan kenaikkan tekanan yang cepat dan tekanan maksimum yang
rendah, sehingga mengurangi suara pembakaran. Karena jumlah bahan bakar
dalam ruang pembakaran sedikit maka akan meningkatkan efisiensi mesin
dan tenaga yang dihasilkan.
Bila lebih kecil dari 45, berarti bahan bakar solar mempunyai angka
setana rendah, maka makin banyak jumlah bahan bakar yang terdapat dalam
ruang pembakaran mesin. Akibatnya menurunnya tekanan yang cepat sehingga
menimbulkan suara pembakaran, tidak efisien baik untuk bahan bakar
maupun tenaga yang dihasilkan.
3.4 Pengujian Calculated Cetane Index, ASTMD 976
Calculated Cetane Index (CCI) adalah suatu cara untuk memprediksi
nilai angka setana dari minyak solar dengan menggunakan suatu rumusan.
Rumusan perhitungan ini tidak dapat digunakan untuk bahan bakar yang
mengandung aditif yang menunjukkan kecenderungan menaik dan juga tidak
dapat digunakan untuk senyawa hidrokarbon murni, bahan bakar sintetis
misalnya shale oil dan tar sands, alkilat atau produk–produk coal–tar.
Data yang diperlukan untuk perhitungan adalah API gravity ASTMD 1298
atau ASTMD 287, distilasi ASTMD 86 dan density pada 15oC ASTMD 1298.
Disamping itu calculated cetane index untuk bahan bakar distilat dapat
diturunkan secara konvensional dengan menggunakan kar (nomograf).
a. Ruang Lingkup.
Perhitungan indek setana dinyatakan dengan rumusan yang secara langsung
sebagai prediksi angka setana ASTM dari bahan bakar distilat dari API
gravity dan titik didih tengah (mid boiling point). Nilai indeks sebagai
hitungan dari rumusan dinyatakan term Perhitungan Indeks Setana
(Calculated Cetane Index).
Calculated Cetane Index bukan sebuah opsional metode untuk menyatakan
angka setana ASTM. Ini hanya merupakan kelengkapan alat untuk prediksi
angka setana.
Rumusan Calculated Cetane Index secara khusus digunakan untuk bahan
bakar straight run, produk katalitik kraking dan campuran dari keduanya.
b. Persamaan untuk Perhitungan Indeks Setana (Calculated Cetane Index)
Perhitungan Indeks Setana ditetapkan dari persamaan berikut :
CCI = – 420,34 + 0,016 G2 + 0,192 G log M + 65,01 (log M)2 – 0,0001809 M2
atau
CCI = 454,74 – 1641,416 D + 774,74 D2 – 0,554 B + 97,803 (log B)2
dimana :
G = API gravity, ditetapkan dengan metode uji D 287 atau D 1298
M = suhu mid boiling, oF , ditetapkan dengan metode uji D 86 dan terkoreksi terhadap tekanan barometer standar
D = Density pada 15oC, g/mL, ditetapkan dengan metode uji D 1298
B = Suhu mid boiling , oC, ditetapkan dengan metode uji D 86 dan terkoreksi terhadap tekanan barometer standar
Nilai Calculated Cetane Index (CCI) untuk bahan bakar distilat mungkin
secara konvensional ditetapkan dengan menggunakan kar (lihat gambar
nomograp) jarang digunakan dari pada dengan menggunakan persamaan.
c. Signifikansi
CCI digunakan sebagai alat untuk memprediksi angka setana ASTM
apabila tidak didapatkan pengujian dengan menggunakan mesin. Ini
digunakan sebagai pendekatan angka setana bila jumlah contoh sangat
sedikit untuk sebuah pengujian angka setana. Dalam hal ini angka angka
setana dari bahan bakar dapat secepatnya diperoleh, indeks dapat
digunakan sebagai angka setana terhadap contoh bahan bakar yang berasal
dari pabrik yang tidak mengalami perubahan.
d. Interpretasi
Dalam spesifikasi CCI ditetapkan nilainya minimum 48.
Bila diperoleh CCI di atas 48, berarti bahan bakar solar mempunyai angka
setana tinggi. Makin tinggi CCI bahan bakar makin pendek kelambatan
pembakaran. Makin pendek kelambatan pembakaran makin sedikit jumlah
bahan bakar yang terdapat di dalam ruang pembakaran, ini akan memberikan
kenaikkan tekanan yang cepat dan tekanan maksimum yang rendah, sehingga
mengurangi suara pembakaran. Karena jumlah bahan bakar dalam ruang
pembakaran sedikit maka akan meningkatkan efisiensi mesin dan tenaga
yang dihasilkan.
Bila lebih kecil dari 48, berarti bahan bakar solar mempunyai CCI
rendah, maka makin banyak jumlah bahan bakar yang terdapat dalam ruang
pembakaran mesin. Akibatnya menurunnya tekanan yang cepat sehingga
menimbulkan suara pembakaran, tidak efisien baik untuk bahan bakar
maupun tenaga yang dihasilkan.
3.5 Pengujian Viskositas Kinematik, ASTMD 445
Viskositas dinamik adalah perbandingan antara tegangan geser yang diberikan dan kecepatan geser suatu cairan
Viskositas dinamik kadang-kadang disebut koefisien viskositas dinamik
atau lebih sederhana disebut viskositas. Jadi viskositas dinamik adalah
ukuran tahanan untuk mengalir atau perubahan bentuk dari suatu cairan.
Istilah viskositas dinamik juga dapat digunakan dalam suatu konteks yang
berbeda untuk menunjukkan suatu kuantitas yang tergantung frekwensi
dimana tegangan geser dan kecepatan geser mempunyai ketergantungan
terhadap waktu sinusoidal. Viskositas kinematik adalah tahanan cairan
untuk mengalir karena gaya berat. Untuk aliran gaya berat pada suatu
ketinggian hidrostatik tertentu, ketinggian tekanan suatu cairan
proporsional dengan kerapatannya, (. Untuk setiap viskometer tertentu,
waktu alir dari volume tetap suatu cairan berbanding langsung dengan
viskositas kinematiknya, (, dimana ( = (/(, dan ( adalah koefisien
viskositas dinamik.
a. Ruang Lingkup
Metode uji ini menggariskan suatu prosedur untuk penetapan viskositas
kinematik, (, produk minyak bumi cair, baik yang transparan maupun yang
gelap, dengan mengukur waktu yang diperlukan oleh sejumlah cairan untuk
mengalir dengan gaya berat melalui suatu viskometer kapiler gelas yang
telah dikalibrasi. Viskositas dinamis, (, dapat diperoleh dengan cara
mengalikan viskositas kinematik terukur dengan kerapatan, (, cairan.
Hasil yang diperoleh dari metode uji ini tergantung pada perilaku contoh
dan dimaksud- kan untuk aplikasi pada cairan dimana tegangan geser dan
kecepatan geser sebanding (perilaku aliran Newtonian). Tetapi jika,
viskositas bervariasi secara nyata dengan kecepatan geser, dapat
diperoleh hasil yang berbeda dari viskometer-viskometer dengan diameter
kapiler yang berbeda. Prosedur dan nilai ketelitian untuk bahan bakar
residu, yang pada beberapa kondisi memperlihatkan perilaku
non-Newtonian, juga tercakup.
Kisaran viskositas kinematik yang dicakup dengan metode uji ini adalah
dari 0.2 sampai dengan 300.000 mm2/detik pada semua suhu.
b. Ringkasan Metode Uji
Sejumlah volume contoh yang terukur dalam kapiler viskometer yang sesuai
direndam dalam bath viscositydengan suhu konstant 100 oF selama 30
menit, kemudian dialirkan. Waktu diukur untuk volume cairan tertentu
contoh di atas yang mengalir di bawah gaya berat lewat kapiler
viskometer yang telah dikalibrasi pada suatu “driving head” yang
reprodusibel dan pada suhu yang diketahui dan terkontrol dengan baik.
Viskositas kinematik adalah hasil pengukuran waktu alir dan viskosimeter
tetap yang terkalibrasi.
Perhitungan
1. Hitung viskositas kinematik, (, dari waktu alir yang diukur, t, dan
konstanta viskometer, C, dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
( = C t
dimana:
v = viskositas kinematik, mm2/detik
C = konstanta dari viskometer yang dikali-brasi, (mm2/detik)/detik, dan
t = waktu alir rata-rata, detik
2. Hitung viskositas dinamik, (, dari viskositas kinematik, (, dan kerapatan, (, dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
( = ( x ( x10 –3 ................... ( 3 )
dimana:
( = viskositas dinamik, mPa.detik
( = density, kg/m3, pada suhu yang sama yang digunakan untuk penetapan viskositas kinematik, dan
( = viskositas kinematik, mm2/detik
Density dari contoh dapat ditetapkan pada suhu uji penetapan viskositas
kinematik dengan metode yang sesuai seperti Metode Uji D 1217, D1480
atau D 1481
Laporan
Laporkan hasil uji viskositas kinematik atau viskositas dinamik, atau keduanya, dalam empat angka nyata, bersama suhu uji
c. Signifikansi
Kebanyakan produk-produk minyak bumi dan beberapa material bukan minyak
bumi, digunakan sebagai pelumas, dan operasi yang benar dari peralatan
tergantung pada kesesuaian viskositas cairan yang digunakan. Disamping
itu, viskositas dari kebanyakan bahan bakar minyak penting untuk
keperluan estimasi kondisi optimal penyimpanan, penanganan dan
operasional. Dengan demikian, pengukuran viskositas yang tepat penting
untuk kebanyakan spesifikasi produk.
d. Interpretasi
Viskositas ini penting untuk diketahui karena berhubungan sifat
pemompaan dan sisten injeksi bahan bakar ke ruang bakar mesin. Nilai
viskositas pada spesifikasi minyak solar adalah min. 1,6 dan maks. 5,8
cSt. Bila hasil pengujian diperoleh nilai sesuai dengan spesifikasi,
tidak mendatangkan masalah pada pemompaan dan pembentukan kabut di ruang
bakar mesin.
Bila hasil pengujian diperoleh nilai kurang dari 1,6 cSt, minyak solar
mempunyai viskositas encer berarti banyak mengandung fraksi ringan,
sehingga boros dalam pemakaiannya, walaupun kerja pompa ringan.
Sebaliknya bila hasil pengujian diperoleh nilai lebih besar dari 5,8
cSt, minyak solar mempunyai viskositas tinggi (pekat) berarti
mengandung fraksi berat, minyak solar sulit untuk dikabutkan, dan kerja
pompa berat.
3.6 Pengujian Pour Point, ASTMD 97
Pour point (titik tuang) adalah suhu terendah dimana bahan bakar minyak
masih dapat mengalir dengan sendirinya pada kondisi pengujian. Kemudahan
mengalir minyak solar dipengaruhi oleh komposisi hidrokarbon dalam
bahan bakar itu. Kegagalan untuk mengalir pada titik tuang umumnya
berhubungan dengan kandungan lilin dari minyak; tetapi dapat juga karena
pengaruh viskositas minyak yang sangat kental. Bahan bakar yang banyak
mengandung parafin (lilin) akan lebih mudah membeku dibanding dengan
bahan bakar kandungan parafinnya rendah. Struktur lilin yang berhubungan
dengan pendinginan minyak, dapat diatasi dengan cara diberi tekanan
yang relatif kecil
a. Ruang Lingkup
Metode uji ini dimaksudkan digunakan untuk produk minyak bumi. Prosedur
ini cocok untuk minyak hitam, minyak silinder dasar dan minyak bakar
non distilat. Prosedur untuk pengujian sifat alir dari minyak bakar
residu pada suhu tertentu, dlakukan dengan menggunakan tabung U ukuran
12,5 mm pada tekanan 152 mm Hg, yang mengalir 2 mm dalam 1 menit.
b. Ringkasan Metode Uji
Sejumlah volume contoh dalam jar test dipanaskan dalam penangas sampai
115 oF, kemudian dibiarkan di udara terbuka sampai suhunya 90 oF.
Selanjutnya didinginkan dalam alat pendingin dan setiap penurunan suhu 5
oF (3oC) diangkat dan dilihat sifat pengalirannya. Bila sudah tidak
mengalir lagi maka suhunya dicatat dan ditambah 5oF (3oC) dan dilaporkan
sebagai Pour Point
c. Signifikansi
Titik tuang minyak merupakan petunjuk temperatur terendah dari penggunaannya untuk pemakaian tertentu.
Pengujian kemungkinan digunakan sebagai prosedur “go-no-go” untuk
keadaan operasional dimana hal ini dibutuhkan untuk memastikan sifat
alir minyak di bawah kondisi yang ditentukan dalam penerimaan.
Pengujian ini digunakan untuk kondisi pemompaan, dimana minyak
diharapkan mengalir melalui pipa 12 mm sedikit di bawah tekanan pada
suhu yang ditentukan.
Pengujian ini digunakan untuk menentukan sifat alir bahan bakar dalam keadaan dingin.
d. Interpretasi
Pour point adalah suhu terendah dimana bahan bakar masih dapat
mengalir. Sifat ini memberikan indikasi tentang sifat pemompaan pada
suhu rendah. Nilai pour point untuk minyak solar sesuai dengan
spesifikasi maksimum 18 oC. Bila hasil pengujian lebih besar dari 18
oC, berarti minyak solar mempunyai nilai pour point tinggi. Dalam
minyak solar ini mengandung komponen parafin (lilin), sehingga pada suhu
pengkabutan dihasilkan kristal – kristal lilin. Ini akan memberikan
indikasi tentang suhu pada saat dimana akan terjadi penyumbatan saringan
oleh kristal lilin. Minyak solar yang baik mempunyai Pour point 8 – 10
oC di bawah titik kabut.
3.7 Pengujian Kandungan Sulfur, ASTMD 1552
Senyawaan sulfur dalam minyak bumi dan produknya banyak sekali jenisnya,
antara lain hidrogen sulfida (H2S), merkaptan (RSH), sulfida (RSR),
disulfida (RSSR), siklo sulfida (CH2)5S, alkil sulfat (R2SO4), asam
sulfonat (RSO2OH), sulfoksida (RSOR), sulfona (RSO2R), tiofena (C4H4S)
dan benzotiofena (C8H6S). Oleh sebab itu dalam pengujiannya dikatakan
sebagai sulfur jumlah. Sulfur dalam bahan bakar minyak dapat meyebabkan
bau yang tak menyenangkan, ikut membentuk gum dan sludge dalam
penyimpanan, dan dalam pembakaran akan menimbulkan asap dan menyebabkan
korosi. Tidak semua akibat sulfur merugikan. Sulfur yang ada dalam
aditif bersifat sebagai penghambat oksidasi (oxidation inhibitor) dalam
minyak lumas, sementara ada senyawa sulfur yang bertindak penghambat
korosi dalam lumas gear atau sebagai extreem pressure properties untuk
cutting oil.
a. Ruang Lingkup
Metode uji ini mencakup tiga prosedur untuk penetapan sulfur jumlah
(total sulfur) dalam produk minyak bumi meliputi minyak lumas yang
mengandung aditif, dan dalam aditif pekat. Metode uji ini digunakan
untuk contoh–contoh yang mempunyai titik didih di atas 177oC (350oF) dan
mengandung Sulfur tidak kurang dari 0,06 % massa. Dua dari tiga
prosedur menggunakan deteksi Jodat, dimana pirolisisnya satu menggunakan
dapur induksi (induction furnace), yang lain menggunakan dapur
resistansi (resistance furnace). Prosedur yang ketiga menggunakan
detekasi IR dengan pirolisis dapur resistansi.
Metode uji ini dapat digunakan untuk analisis Sulfur dalam Petroleum Coke dengan kandungan Sulfur di atas 8% massa.
b. Ringkasan Metode
Sistem Deteksi Jodat.
Sampel dibakar dalam aliran gas oksigen pada suhu tinggi untuk mengubah
kira–kira 97 % Sulfur menjadi SO2. Disini menggunakan suatu faktor
standardisasi agar diperoleh hasil yang akurat. Gas SO2 sebagai hasil
pembakaran dialirkan ke dalam suatu absorber yang berisikan larutan asam
kalium jodida (KJ asam) dan indikator amilum. Warna biru tipis larutan
absorber dijaga tetap yaitu dengan meneteskan larutan standar kalium
jodat (KJO3). Selama proses pembakaran, gas SO2 yang terbentuk dialirkan
lewat absorber. Dengan mengalirnya gas SO2 ini akan menyebabkan
lunturnya warna biru, sehingga selama gas SO2 mengalir, warna biru awal
dijaga tetap seperti warna biru awal yaitu dengan meneteskan larutan
standar KJO3 sampai contoh habis terbakar. Banyaknya larutan standar
KJO3 yang digunakan pada titrasi selama pembakaran menunjukkan jumlah
Sulfur yang terkandung dalam contoh.
Sistem Deteksi IR
Contoh dibakar dalam perahu keramik khusus yang kemudian ditempatkan
dalam dapur pembakaran (combustion furnace) pada 1317 oC (2500 oF) dalam
aliran gas oksigen atmosfer. Kandungan sulfur dalam contoh terbakar
menjadi SO2 yang kemudian diukur dengan detektor Inframerah setelah
kandungan air (kelembaban) dan abu dihilangkan dengan sebuah trap.
Perhitungan % massa. Sulfur dilakukan oleh suatu mikroprosesor dengan
menggunakan faktor sinyal detektor dan faktor kalibrasi awal kemudian
dicatat oleh printer. Faktor kalibrasi ditetapkan dengan menggunakan
standar bahan yang hampir sama dengan contoh yang dianalisis.
c. Signifikansi
Pengujian ini dimaksudkan untuk memantau tingkat kandungan Sulfur dalam
berbagai macam produk minyak bumi dan aditif. Dengan mengetahui tingkat
kandungan sulfur dapat digunakan untuk memprediksi unjuk kerja suatu
produk, penanganan atau mengetahui sifat– sifar suatu umpan untuk proses
pengolahan. Dalam beberapa hal keberadaan senyawaan sulfur dapat
memberikan informasi terhadap mutu suatu produk, dan dilain hal
senyawaan sulfur akan merugikan peralatan proses atau penggunaan produk.
d. Interpretasi
Dalam spesifikasi minyak solar nilai kandungan sulfur (sulphur content)
maksimum 0,5 % massa. Bila dari hasil pengujian diperoleh kandungan
sulfur lebih besar dari 0,5 % massa, akan menyebabkan penurunan nilai
kalor bahan bakar. Disamping menyebabkan pencemaran udara dan menaikkan
sifat korosifitas pada gas buang. Tidak ada hubungan antara tingkat
korosifitas dengan besarnya nilai kandungan total sulfur.
3.8 Pengujian CCR (10 % vol. Bottom), ASTMD 189
Residu karbon (carbon residue) adalah residu yang terbentuk dari
penguapan dan degradasi panas dari suatu bahan yang mengandung karbon.
Dibedakan antara residu karbon dan coke. Residu karbon tidak seluruhnya
karbon sedang coke berasal pengubahan karbon karena proses pirolisis.
Terdapat hubungan antara residu karbon dan API gravity minyak dan juga
konstituen aspaltik. Untuk residu karbon (% massa) tinggi, makin tinggi
pula kandungan aspaltik (% massa), berarti minyak tersebut tidak mudah
menguap (non volatil). Pengujian residu karbon digunakan untuk
evaluasi karakteristik deposit oleh karbon dalam peralatan jenis
pembakaran minyak (oil burning) dan mesin internal combustion.
Umumnya minyak solar yang diberi aditif alkil nitrat, misalnya amil
nitrat, heksil nitrat, atau oktil nitrat mempunyai nilai residu karbon
tinggi. Kandungan alkil nitrat dapat dideteksi dengan metode ASTMD
4046.
a. Ruang Lingkup
Metode uji ini mencakup penetapan dari jumlah residu karbon yang
tertinggal setelah penguapan dan pirolisis dari minyak, dan diperlukan
untuk suatu indikasi pembentuk coke. Metode uji ini digunakan secara
umum untuk produk minyak bumi relatif non volatil dimana sebagian
terurai pada distilasi tekanan atmosfer. Produk minyak yang mengandung
konstituen pembentuk abu sebagai ditetapkan dengan Metode Uji D 482 atau
Metode IP 4 untuk residu karbon tinggi akan diperoleh suatu kesalahan,
tergantung jumlah abu yang terbentuk.
b. Ringkasan Metode
Contoh yang hendak diuji kandungan residu karbonnya terlebih dahulu
didistilasi, kemudian diambil 10 % residu (sisa penguapan). Ditimbang
sejumlah contoh 10 % residu dalam krusibel dan dibakar dalam alat CCR
dengan menggunakan gas oksigen. Residu akan mengalami reaksi perengkahan
(cracking) dan reaksi pembentukan coke selama periode waktu tertentu.
Akhir dari periode pembakaran, krusibel yang berisi residu karbon
didinginkan dalam desikator. Persen residu yang tinggal dihitung dari
jumlah contoh awal, dan dilaporkan sebagai carbon residu Conradson.
Perhitungan
Hitung residu karbon dari contoh atau residu distilasi 10 % sebagai berikut :
Residu karbon = (A x 100) / W
dimana :
A = berat residu karbon, g
W = berat contoh, g
Laporan
Laporkan nilai yang diperoleh sebagai persen Residu Carbon Conradson
atau sebagai persen Residu Carbon Conradson pada 10 % residu distilasi
c. Signifikansi
Nilai residu karbon dari bahan bakar burner sebagai suatu
pendekatan kasar kecenderungan bahan bakar itu untuk membentuk endapan
(deposit) dalam penguapan burner tipe periuk (pot type) dan tipe lengan
(sleeve type). Umumnya residu karbon dari bahan bakar diesel yang
tidak mengandung alkil nitrat (atau bila ada, pengujian dilakukan
berdasarkan pada bahan bakar tanpa aditif), mendekati sama dengan
deposit yang terdapat pada ruang bakar.
Nilai residu karbon minyak motor yang mengandung aditif,
mengindikasikan sejumlah endapan karbon yang terbentuk di dalam ruang
bakar mesin. Misalnya aditif deterjen pembentuk abu mungkin akan
menaikkan nilai residu karbon minyak, akan tetapi secara umum justru
mengurangi kecenderungan pembentukan deposit.
Nilai residu karbon dari gas oil berguna sebagai petunjuk dalam
pembuatan gas dari gas oil, demikian juga nilai residu karbon dari
residu minyak bumi, minyak lumas dasar, minyak silinder berguna dalam
pembuatan minyak lumas.
d. Interpretasi
Nilai residu karbon dalam minyak solar maksimum 0,1 % massa. Bila
diperoleh hasil pengujian lebih besar dari 0,1 % massa, terjadi deposit
dalam ruang bakar mesin. Terdapatnya deposit dalam ruang bakar mesin
menyebabkan panas dalam ruang bakar mesin tidak merata, sehingga
pemuaian logam mesin untuk disetiap bagian tidak sama, mengakibatkan
rusaknya mesin. Bila terbentuk deposit yang keras akan mempercepat
proses keausan logam.
Disamping itu bila nilai residu karbon lebih besar dari 0,1 %
massa, dapat menyumbat lubang penyemprot bahan bakar, sehingga bahan
bakar tidak mengalir.
3.9 Pengujian Kandungan Air, ASTM D 95
Keberadaan air di dalam bahan bakar minyak adalah air yang terlarut
dalam bahan bakar dan air yang tak terlarut dalam bahan bakar. Air yang
tak terlarut (air bebas) dalam bahan bakar dapat dipisahkan dengan cara
pengendapan dan selanjutnya penurasan. Terdapatnya air akan menyebabkan
turunnya panas pembakaran, busa dan bersifat korosif. Bahan yang mudah
menguap yang larut dalam air, bila ada, dapat diukur sebagai air. Bila
suhu dingin, air dapat mengkristal sehingga menyumbat saluran bahan
bakar atau sarmgan
a. Ruang Lingkup .
Metode uji ini mencakup penetapan air dalam kisaran 0 sampai 25 % volume
dalam produk petroleum, ter, dan bahan bitumen lain dengan metode
distilasi.
b. Ringkasan Metode Uji
Bahan yang akan diuji direfluk dengan pelarut yang tidak dapat bercampur
dengan air, dimana air dalam contoh akan terdistilasi. Pelarut dan air
yang terkondensasi secara kontinyu akan memisah di dalam tabung
penangkap, air terkumpul dalam tabung penangkap berskala dan pelarut
kembali ke dalam labu didih.
Perhitungan
Hitung kadar air di dalam contoh sebagai persen berat atau persen
volume, sesuai dengan dasar pada saat pengambilan contoh, sebagai
berikut :
Air, % (v/v)
= (Volume air dlm tabung penangkap,mL) – (Air dlm. Pelarut blanko,mL) x 100
Volume contoh yang di uji, mL
Air, % (v/m)
= (Volume air dlm tabung penangkap,mL) – (Air dlm. Pelarut blanko,mL) x 100
Berat contoh yang di uji, g
Laporan
Laporkan hasil sebagai kadar air dengan ketelitian 0.05%, hila
menggunakan tabung penangkap berukuran 2 mL, clan dengan ketelitian 0,1
%, hila menggunakan tabung penangkap berukuran 10 mL atau 25 mL dengan
menggunakan 100 mL atau 100 g contoh.
c. Signifikansi
Kandungan kadar air dari produk-produk minyak bumi penting dalam pengolahan, pembelian, penjualan dan pengiriman produk.
Jumlah air yang ditetapkan dengan metode uji ini (dengan
ketelitian 0.05 % volume) dapat digunakan untuk mengkoreksi volume dalam
pengiriman produk petroleum dan bahan bitumen.
Jumlah air yang diijinkan bila mungkin ditetapkan pada kontrak
d. Interpretasi
Kandungan air (water content) dalam bahan bakar minyak solar sesuai
dengan spesifikasi maksimum 0,05 % massa. Bila kandungan air dalam
minyak solar lebih besar 0,05 %, akan menyebabkan gangguan pada
penyaringan karena tersumbat oleh air dalam bentuk kristal-¬kristal es.
Disamping itu, air merupakan katalisator sehingga mempercepat sifat
korosi bahan bakar minyak.
Gambar 3: Hubungan Tabung Penangkap 2 mL dengan Labu Didih Logam
3.10 Pengujian Sedimen Cara Ekstraksi, ASTMD 473
Terdapatnya sedimen dalam bahan bakar minyak dikhawatirkan akan
menyumbat saringan bahan bakar. Disamping itu sedimen dapat membentuk
endapan pada sistem injeksi atau ruang pembakaran. Saat bahan bakar
minyak terbakar, endapan ini akan membara, menghasilkan endapan
(deposit) dalam keadaan dingin.
a. Ruang Lingkup Metode
Metode uji ini mencakup penetapan sedimen dalam minyak mentah dan minyak bakar dengan cara diekstraksi dengan toluena.
b. Ringkasan Metode Uji
Sejumlah berat contoh ditimbang dimasukkan ke dalam thimble yang telah
diketahui berat konstannya, kemudian dipanaskan pada alat ekstraksi dan
diekstrak dengan menggunakan toluena panas sampai tetesan toluena yang
masuk ke dalam thimble sama jernihnya dengan toluena yang menetes keluar
dari thimble. Kemudian thimble dikeringkan dalam oven pada suhu 112
sampai 120 oC selama 1 jam. Dinginkan dan timbang beratnya. Pekerjaan
ini dilakukan berulang–ulang sampai terakhir diperoleh berat konstan
(selisih dua penimbangan penimbangan tidak lebih dari 0,2 mg). Berat
sedimen adalah selisih berat konstant akhir thimble dikurangi dengan
berat konstan thimble sebelum digunakan.
Perhitungan
Hitung massa sedimen sebagai persen dari contoh sebagai berikut :
% massa = massa sedimen x 100
massa contoh
Laporan
Laporkan hasil pengujian dengan ketelitian 0,01 % sebagai persen massa
sedimen cara ekstraksi. Laporan pengujian mengacu pada Metode Uji D 473
ini sebagai prosedur yang digunakan.
c. Signifikansi
Pengujian kandungan sedimen dari minyak mentah dan bahan bakar
minyak adalah penting untuk keperluan operasi pengolahan dan dalam
transaksi pembelian atau penjualan minyak..
d. Interpretasi
Sedimen dalam bahan bakar minyak merupakan kotoran sebagai padatan
tersuspensi, yang tingkat bahayanya bergantung pada nilai persen massa
sedimen itu. Dari spsifikasi minyak solar kandungan sedimen (sediment
content) diperbolehkan maksimum 0,01 % massa. Apabila hasil pengujian
diperoleh lebih besar dari 0,01 % massa, berarti bahan bakar itu
mengandung kotoran tersuspensi sehingga akan menyumbat saringan.
3.11 Pengujian Kandungan Abu, ASTMD 482
Abu dari minyak solar dapat berasal dari senyawaan logam yang larut
dalam air, aditif sabun surfaktan sebagai bahan untuk netralisasi asam
bahan bakar, atau dari padatan ikutan lain seperti debu dan produk
pengkaratan.
Metode uji ini adalah gravimetri yaitu analisis kimia dengan cara
pembakaran, pemijaran, pendinginan, dan penimbangan. Karena gravimetri,
maka penimbangan dilakukan sampai diperoleh berat konstan artinya
selisih dua penimbangan 0,2 mg.
a. Ruang Lingkup
Metode uji ini digunakan untuk penetapan abu di dalam kisaran 0,001 –
0,180 % massa, dari bahan bakar distilat dan bahan bakar residu, bahan
bakar gas turbin, minyak mentah, minyak lumas, lilin dan produk minyak
bumi yang lain, dimana mengandung bahan pembentuk abu, yang umumnya
disebabkan oleh kotoran yang tidak dikehendaki atau kontaminan. Metode
uji ini dipergunakan untuk produk–produk minyak bumi yang tidak
mengandung aditif pembentuk abu, terutama senyawaan fosfat.
b. Ringkasan Metode Uji
Sejumlah sampel dimasukkan ke dalam suatu vesel, kemudian dinyalakan
dan didiamkan agar terbakar sampai tinggal abu dan karbon. Residu
karbon ini dijadikan abu dengan pemanasan di dalam muffle furnace pada
suhu 775 oC, dinginkan dan ditimbang konstan.
c. Signifikansi
Pengujian kandungan bahan pembentuk abu dalam produk dapat
memberikan informasi apakah bahan bakar itu layak atau tidak untuk
digunakan. Abu dapat dihasilkan dari minyak atau senyawaan logam yang
larut dalam air atau dari padatan ikutan lain seperti debu dan produk
pengkaratan.
d. Interpretasi
Kadar abu diperbolehkan maksimum 0,01 % massa. Bila dalam pengujian
diperoleh hasil lebih besar dari 0,01 % massa, ini menunjukkan bahwa
abu sebagai sisa pembakaran terdapat ruang bakar, dimana sebagian dapat
keluar dan sebagian mungkin tertinggal. Abu yang tertinggal dalam mesin
menyebabkan gangguan pada mesin yaitu mempercepat keausan mesin dan pula
3.12 Pengujian Copper Strips, ASTMD 130
Sifat korosif mogas disebabkan oleh sulfur bebas, dan senyawaan sulfur
reaktif (terutama merkaptan dan hidrogen sulfida). Senyawaan sulfur ini
reaktif terhadap tembaga, menghasilkan noda dari kupri merkaptida yang
berwarna merah kecoklatan. Merkaptan diklasifikasikan atas merkaptan
ringan dan merkaptan berat. Bahan bakar yang mengandung merkaptan
berlebihan perlu dilakukan treating dengan proses soda washing. Proses
ini hanya menghilangkan merkaptan ringan, sedang merkaptan berat tidak
hilang oleh proses ini. Pengujian korosif ini sebagai uji kualitatif,
sedang uji kuantitatifnya ditetapkan sebagai merkaptan sulfur.
a. Ruang Lingkup Metode
Metode ini digunakan untuk mendeteksi korosi tembaga dari aviasi
gasoline, aviasi turbin, otomotif gasoline, natural gasoline atau
hidrokarbon yang mempunyai tekanan uap Reid tidak lebih besar dari 18
psi (124 kPa), solven pencuci, kerosine, minyak diesel, minyak bakar
distilat, minyak lumas, dan produk minyak bumi yang penting lainnya.
b. Ringkasan Metode
Lempengan tembaga yang telah digosok bersih, dicelupkan ke dalam
sejumlah sampel dan dipanaskan pada suhu tertentu dan dengan waktu
tertentu sesuai dengan sifat dari sampel yang diuji. Pada akhir
pengujian lempengan tembaga diambil, dicuci, dan warnanya dibandingkan
dengan korosi bilah tembaga standar ASTM (ASTM Copper Strip Corrosion
Standards).
Laporan Hasil
Laporan pengujian korosif bilah tembaga adalah salah satu warna ASTM dari warna standar ASTM, sesuai dengan Tabel di bawah ini.
Tabel: Klasifikasi Bilah Tembaga
Klasifikasi Penandaan Deskripsi
Bilah gosokan baru
1 agak kusam a.
b. oranye muda, hampir sama dengan bilah gosokan baru
oranye gelap
2 kusam tengah a.
b.
c.
d.
e. merah anggur
bungan lavender
multiwarna dengan lavender biru atau perak, atau kedua-duanya
keperak-perakan
warna brass, warna emas
3 kusam gelap a.
b.
magenta (merah tua) yang menutupi warna brass
multiwarna dengan merah dan hijau (burung merak), tetapi bukan abu-abu
4 korosi a.
b.
c. hitam transparan, abu-abu gelap atau coklat dengan hijau burung merak
grafit atau agak kehitaman
hitam mengkilap atau manik hitam
c. Signifikansi
Minyak bumi yang mengandung sulfur, umumnya dihilangkan selama proses
pengolahan. Bagaimanapun, senyawaan sulfur masih tertinggal dalam produk
yang dihasilkan, diantaranya bersifat korosif terhadap berbagai logam.
Sifat korosifitas tidak terkait langsung dengan kandungan sulfur jumlah
(total sulfur). Sifat korosifitas sulfur bergantung jenis senyawaannya.
Pengujian korosifitas bilah tembaga ditujukan untuk mengetahui tingkat
korosifitas dari produk minyak bumi..
d. Interpretasi
Nilai korosi bilah tembaga maksimum warna ASTM No. 1. Bila
diperoleh hasil pengujian lebih besar dari ASTM No. 1, bahan bakar
minyak bersifat korosif terhadap logam, mengandung senyawaan sulfur dari
hidrogen sulfida (H2S), merkaptan (RSH) dan tiofena C4H4S.
3.13 Pengujian Angka Netralisasi, ASTMD 974
Angka asam adalah sejumlah basa, dinyatakan dalam miligram kalium
hidroksida per gram contoh yang digunakan untuk titrasi contoh sampai
titik ekuivalen tertentu.
Dalam metode pengujian ini, titrasi dilakukan dengan menggunakan
indikator p–naftolbenzena sampai diperoleh titik ekuivalen berwarna
hijau/hijau kecoklatan dalam pelarut campuran toluena – air – iso propil
alkohol.
Angka asam kuat (strong acid number) adalah sejumlah basa, dinyatakan
dalam miligram kalium hidroksida per gram contoh yang digunakan untuk
titrasi air panas hasil ekstrak dari contoh dan air panas, sampai titik
ekuivalen berwarna coklat keemasan dengan menggunakan larutan methyl
orange sebagai indikator.
a. Ruang Lingkup
Metode uji ini mencakup penetapan konstituen yang bersifat asam
atau basa dalam produk minyak bumi dan minyak lumas yang larut atau agak
larut dalam campuran toluena dan iso propil alkohol. Metode uji ini
digunakan untuk penetapan keasaman atau kebasaan yang mempunyai
konstanta disosiasi dalam air lebih besar dari 10–9, sedang asam–asam
lemah atau basa–basa yang mempunyai konstanta disosiasi lebih kecil dari
10–9 tidak mengganggu . Garam–garam bereaksi bila konstanta hidrolisis
lebih besar dari 10–9.
Metode ini dapat digunakan untuk mengindikasi perubahan relatif
dalam minyak selama digunakan dalam kondisi oksidasi. Meskipun titrasi
dibuat dalam kondisi kesetimbangan tertentu, metode ini tidak
mengukursifat keasaman absolut atau kebasaan absolut yang dapat
digunakan untuk memprediksi unjuk kerja minyak dalam kondisi pelayanan
(service conditions). Tidak ada korelasi antara korosi roda (bearing
corrosion) dan angka asam atau angka basa diketahui.
b. Ringkasan Metode
Untuk penetapan angka asam atau angka basa, contoh dilarutkan dalam
campuran toluena dan iso propil alkohol yang mengandung sedikit air,
dan hasilnya adalah campuran fase tunggal dititrasi pada suhu kamar
dengan larutan standar basa alkoholat sampai titik ekuivalen yang
ditunjukkan oleh perubahan warna setelah ditambahkan larutan
p–naftolbenzena (oranye dalam larutan asam dan hijau kecoklatan dalam
larutan basa). Penetapan angka asam kuat, contoh diekstrak dengan air
panas, pisahkan lapisan akuatik dan ekstrak akuatik ini dititrasi
dengan kalium hidroksida dengan menggunakan methyl orange sebagai
indikator.
Perhitungan
Hitung angka asam sebagai berikut :
Angka asam, mg KOH/g = [ ( A – B ) M x 56,1 ]
W
dimana :
A = larutan KOH yang diperlukan untuk titrasi contoh, mL
B = larutan KOH yang diperlukan untuk titrasi blanko, mL
M = molaritas larutan standar KOH
W = Berat contoh yang dianalisis, g
Hitung angka asam sebagai berikut :
(a). Bila titrasi blanko dilakukan dengan asam
Angka asam kuat, mg KOH/g = [ ( CM + Dm ) x 56,1 ]
W
dimana :
C = larutan KOH yang diperlukan untuk titrasi ekstrak air, mL
M = molaritas larutan standar KOH
D = larutan HCl yang diperlukan untuk titrasi blanko, mL
m = molaritas larutan standar HCl
W = Berat contoh yang dianalisis, g
(b). Bila titrasi blanko dilakukan dengan basa
Angka asam kuat, mg KOH/g = [ ( C – D ) M x 56,1 ]
W
dimana :
C = larutan KOH yang diperlukan untuk titrasi ekstrak air, mL
D = larutan HCl yang diperlukan untuk titrasi blanko, mL
M = molaritas larutan standar KOH
W = Berat contoh yang dianalisis, g
Laporan
Laporkan hasil sebagai angka asam, angka asam kuat dengan dua angka nyata di belakang koma.
c. Signifikansi
Berbagai macam produk oksidasi memberikan konstribusi pada angka
asam dan asam–asam organik menjadikan sifat korosif bahan bakar. Oleh
sebab itu dikatakan sebagai angka asam jumlah (total acid number), yaitu
penjumlahan dari asam anorganik dan asam organik. Tidak ada korelasi
antara angka asam dan kecenderungan korosi terhadap logam – logam.
d. Interpretasi
Berdasarkan spesifikasi minyak solar, nilai angka asam maksimum adalah 0,6 mg KOH/g.
Bila hasil pengujian memberikan nilai lebih besar dari 0,6 mg KOH/g,
menunjukkan bahwa minyak solar bersifat korosif. Dan bila pada pengujian
diperoleh bahwa angka asam kuat, menunjukkan bahwa minyak solar
mengandung asam kuat, sehingga bahan bakar ini sangat bersifat korosif.
3.14 Pengujian Titik Nyala PMcc, ASTMD 93
Titik nyala (flash point) adalah suhu terendah terkoreksi pada tekanan
barometer 101,3 kPa (760 mm Hg), dimana dengan menggunakan sumber nyala
yang menyebabkan uap contoh terbakar pada kondisi pengujian tertentu.
Tinggi/rendahnya flash point sangat bergantung pada komponen hidrokarbon
dalam bahan bakar. Parafin akan lebih mudah terbakar dari pada olefin,
olefin lebih mudah terbakar dari pada naften, dan aromat paling sulit
terbakar. Makin tinggi fraksi minyak bumi makin tinggi pula flash
pointnya, produk dengan flash point rendah makin mudah mnguap sehingga
mudah terbakar.
a. Ruang Lingkup
Metode uji ini mencakup penetapan flash point produk minyak bumi
dalam kisaran suhu dari 40–360oC dengan menggunakan peralatan manual
Pensky–Martin closed cup atau dengan peralatan otomatik Pensky–Martin
closed cup.
Prosedur A digunakan untuk bahan bakar distilat (minyak diesel,
kerosene, heating oil, turbine fuels), minyak lumas baru, dan cairan
minyak bumi yang lain yang homogen yang tidak termasuk dalam ruang
lingkup B.
Prosedur B digunakan untuk bahan bakar residu, cutback residue,
minyak lumas bekas, campuran minyak cair dengan padat, minyak cair yang
cenderung membentuk film dipermukaan pada kondisi pengujian, atau minyak
cair yang mempunyai viskositas kinematik tidak bersifat uniform saat
dipanaskan dengan cara pengadukan dan dalam kondisi dipanaskan dari
prosedur A.
Metode uji ini digunakan untuk deteksi kontaminasi bahan relatif
non volatil atau bahan yang tidak dapat menyala dengan bahan volatil
atau bahan dapat menyala.
b. Ringkasan Metode
Mangkok uji dari kuningan diisi contoh sampai batas bagian dalam
dan ditutup rapat. Kemudian dipanaskan dan diaduk dengan kecepatan
tertentu, dengan mengunakan satu dari dua prosedur (A atau B).
Selanjutnya api kecil pencoba dicobakan secara periodik. Pengujian
dilakukan pada tiap kenaikkan suhu 1 oC (2oF), suhu terendah pada saat
terjadinya sambaran api dicatat sebagai flash point.
c. Signifikansi
Suhu flash point adalah satu ukuran kecenderungan bahan bakar minyak
untuk menyala dalam campuran dengan udara pada kondisi laboratorium.
Flash point ini hanya salah satu sifat dari sejumlah sifat yang lain
untuk mengetahui bahaya sifat kemudahan dapat menyala ( flammability)
dari bahan bakar.
Flash point digunakan dalam pengapalan bahan bakar, peraturan
keselamatan untuk menentukan sifat kemudahan menyala dan kemudahan
terbakar dari suatu bahan bakar. Nilai flash point dapat digunakan untuk
mengklasifikasi bahan sesuai dengan peraturan yang ada.Hasil pengujian
flash point digunakan sebagai elemen dari asesmen resiko api (fire
risk) dari sejumlah faktor asesmen bahaya api (fire hazard)..
d. Interpretasi
Dalam spesifikasi minyak solar, nilai flash point minimum 60 oC.
Bila hasil pengujian diperoleh lebih kecil dari 60 oC, minyak solar saat
penyimpanan dan pengapalan/pengangkutan dapat menyala dalam campuran
udara pada suhu di bawah 60 o.C. Berarti bahan bakar mempunyai
kecenderungan mudah menyala sehingga membahayakan keselamatan selama
pengangkutan dan penyimpanan.
3.15 Pengujian Distilasi ASTM, ASTMD 86
Distilasi pada dasarnya adalah menguapkan cairan dengan cara dipanaskan, kemudian uapnya didinginkan untuk menghasilkan distilat
Pengertian - pengertian yang penting dalam suatu distilasi adalah :
a. Initial Boiling Point (IBP) adalah pembacaan termometer pada saat
tetesan kondensat pertama jatuh yang terlihat pada ujung tabung
kondenser.
b. Prosen evaporated adalah jumlah persen antara cairan yang diperoleh dan persen yang hilang
c. Persen recovered adalah persen maksimum yang diperoleh dari suatu
distilasi, terbaca pada tabung (gelas ukur) penampung distilat.
d. End point alan Final Boiling Point (FBP) adalah pembacaan suhu
maksimum selama distilasi berlangsung. lni terjadi setelah cairan dalam
tabung distilasi teruapkan semua.
Juga disebut suhu maksimum.
a. Ruang Lingkup
Metode uji ini mencakup distilasi atmosferik dari produk minyak bumi
menggunakan unit penangas laboratorium untuk menentukan secara
kuantitatif karakteristik kisaran titik didih dari produk-produk minyak
bumi, yaitu gasoline alam (natural gasoline), distilat ringan dan
distilat tengahan, bahan bakar mesin otomotif penyalaan busi, aviasi
gaoline, aviasi turbine, I-D dan 2-D regular dan bahan bakar diesel
sulfur rendah, spesial petroleum spirit, nafta, white spirit, kerosine,
dan bahan bakar burner grade 1 dan 2.
Metode uji ini didesain untuk pengujian bahan bakar distilat, tidak
digunakan untuk produk - produk yang mengandung sejumlah bahan residu.
b. Ringkasan Metode
Contoh sebanyak 100 mL didistilasi pada kondisi standar pengujian.
Pembacaan suhu dilakukan pada saat initial boiling point (IBP), 10 %
volume distilat, 50 % volume distilat, 90 % volume distilat, dan jumlah
volume pada suhu 300 °C.
Gambar: Rangkaian Peralatan Distilasi menggunakan Gas Burner
c. Signifikansi
Sifat volatilitas (distilasi) hidrokarbon rnempunyai pengaruh yang
penting untuk keselamatan dan unjuk kerja, khususnya untuk bahan bakar
distilat dan solvent. Kisaran titik didih memberikan informasi terhadap
komposisi, sifat - sifat dan perilaku bahan bakar minyak selama
penyimpanan dan penggunaan.
Volatilitas (kemudahan menguap) adalah faktor pokok yang menentukan
kecenderungan campuran hidrokarbon untuk menghasilkan uap yang mudah
meledak.
d. Interpretasi
Dalam spesifikasi minyak solar, IBP, 10 % vol. rec., 50 % vol. rec., dan
90 % vol. rec. tidak ada batasan minimum atau maksimum. Pada dasarnya
bila sifat penguapan bahan bakar terlalu rendah, bahan bakar sukar untuk
diatomisasikan sehingga akan menurunkan tenaga yang dihasilkan.
Sebaliknya bila sifat penguapan bahan bakar. terlalu tinggi, bahan bakar
mudah untuk diatomisasikan berarti di dalam ruang bakar mesin banyak
uap yang dihasilkan sehingga mengakibatkan penurunan tenaga, karena
vapor lock dan disamping itu juga dapat menyebabkan terjadinya detonasi.
Juga pengujian distilasi ini mengindikasikan terjadinya kontaminasi
bahan bakar itu oleh fraksi yang lebih ringan atau fraksi yang lebih
berat. Minyak solar yang mempunyai sifat penguapan terlalu tinggi
berarti minyak solar itu kemungkinan terkontaminasi oleh produk
kerosine, misalnya terjadinya interface PKS.
sangat membantu artikel nya.. Thanks
BalasHapus